Suasana
pertemuan TKW yang sempat hilang kontek selama tiga tahun di Arab Saudi,
Muliatin Binti Butu Lowea (memakai jilbab) saat bersama keluarga, yang
dimediasi Solidaritas Perempuan (SP) Sulawesi Tenggara (Sultra).
TKW Asal
Wonggeduku Berhasil Dipulangkan
* Setelah Hilang
Kontak 3 Tahun
KENDARI - Tenaga Kerja Wanita (TKW) yang berangkat ke Arab
Saudi asal Desa Tawaro Londo, Kecamatan Wonggeduku, Kabupaten Konawe, Provinsi
Sulawesi Tenggara (Sultra), Muliatin Binti Butu Lowea, akhirnya kembali ke
kampung halamannya, setelah hilang kontak dengan keluarga selama tiga tahun.
Kabar kehilangan
bermula dari laporan sang suami, Azis sejak tiga tahun silam, mengingat sang
istri Muliatin yang bekerja sebagai pekerja rumah tangga di Arab Saudi tidak
lagi memberi kabar, bahkan saat keluarga menghubungi nomor telepon yang biasa
dipakai Muliatin menyatakan jika yang bersangkutan tidak lagi bekerja di rumah
tersebut.
Azis pun
melaporkan hal tersebut ke Solidaritas Perempuan (SP) Kendari, yang kemudian
dikomunikasikan dengan para pihak terkait, baik pemerintah hingga perusahaan
yang memberangkatkan Muliatin.
Direktur SP
Kendari, Sulhani, Kamis (19/3), mengatakan, setelah melalui proses dan waktu
yang cukup panjang serta sulit, akhirnya Muliatin berhasil dipulangkan ke
kampung halamannya. Itupun melalui desakan kepada Badan Nasional Penempatan dan
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) dan Konsulat Jenderal Republik
Indonesia (KJRI) di Arab Saudi.
"Dia
berangkat ke Arab Saudi tepatnya di Kota
Tai'f pada tahun 2011, dan kami menerima laporan pertengahan April 2012, sebab
Muliatin hilang kontak dengan keluarganya, sehingga jika ditotalnya dengan saat
ini maka sudah tiga sampai empat tahun lamanya. Setelah ditelusuri, ternyata
dia dilarang berkomunikasi oleh majikannya yang bernama Ahmad Jaralah. Inilah
sebabnya mengapa majikannya berbohong kepada pihak keluarga, jika Muliatin
tidak lagi berada di rumah Ahmad Jaralah," jelas Hani.
Hani
menambahkan, atas dasar pelarangan berkomunikasi dengan pihak keluarga di
kampung itulah, membuat Azis selama ini menjadi panik dan takut tentang kondisi
istrinya.
"Alhamdulillah
Muliatin bisa kembali di tengah-tengah keluarga," ucap Hani.
Sementara itu
Muliatin menerangkan, selama bekerja menjadi pembantu rumah tangga di Arab
Saudi, dirinya terus bekerja selama 1 X 24 jam tanpa ada waktu istrahat.
Walaupun disekap dan tidak bisa kemana-mana, termasuk telepon genggam pun
disita majikan, namun dirinya mengaku tidak mendapatkan kekerasan fisik.
Mengenai gaji
yang diterimanya selama bekerja, dirinya menuturkan masih mendapatkan gaji.
"Gaji saya sekarang dibayarkan Rp US$ 8.700 atau Rp.113 juta, dan akan
dijadikan modal buka usaha," tuturnya.
Sementara
itu, Azis berjanji tidak akan lagi mengizinkan istrinya bekerja ke luar negeri.
0 komentar :
Post a Comment