Tuesday 24 March 2015



Tiga Gelar dari Vietnam

Indonesia akhirnya merebut tiga gelar juara di turnamen Ciputra Hanoi-Yonex Sunrise Vietnam International Challenge 2015, Minggu (22/3).

Tiga gelar juara didapat dari nomor ganda campuran, ganda puteri serta tunggal putera. Sementara satu gelar juara yang hilang adalah di nomor tunggal puteri, setelah hana Ramadhini dikalahkan pemain Jepang, Kana Ito.

Gelar pertama Indonesia didapat di ganda campuran. Dalam All Indonesian Final di Cau Giay Stadium, Hanoi, Vietnam, Fran/Komala yang diunggulkan di tempat 4 berhasil mengalahkan Hafiz Faisal/Masita Mahmudin dalam dua gim 21-14, 21-11.

Kemudian di nomor tunggal putera, Firman Abdul Kholik keluar sebagai juara dengan mengalahkan pemain asal Thailand, Khosit Phetpradab di final. Firman mengalahkan ungguilan tiga tersebut dalam rubber game 20-22, 21-14, 21-18.

Gelar ketiga didapat di nomor ganda puteri, pasangan Anggia Shitta Awanda/Mahadewi Istirani Ni Ketut [Indonesia] keluar sebagai juara dengan mengalahkan ganda campuran Thailand, Chaladchalam Chayanit/Phataimas Muenwong 21-10, 21-18.


Tenis Meja Prioritas Tim Putra

KENDARI - Menghadapi Pra-PON 2015, cabor tenis meja lebih memprioritaskan petenis meja putra daripada putri. Jika kuota anggaran mencukupi untuk membawa empat hingga lima atlet, terpaksa atlet putri batal ikut. Pengprov Persatuan Tenis Meja Indonesia (PTMSI) Sultra melihat, atlet putra lebih berpeluang dibanding putri.

"Kami belum memastikan berapa jumlah atlet yang akan kami kirim. Atlet putri bukannya tidak bagus, namun hingga saat ini jika menyangkut peluang putra lebih bagus," kata pelatih tenis meja Pengprov PTMSI Sultra, Laode Tamsila, Senin (23/3).

Terkait anggaran, Pengprov PTMSI juga belum bisa berbuat banyak. Anggaran yang disiapkan oleh KONI juga belum diketahui secara pasti. PTMSI hanya menunggu apa yang bisa direkomendasikan KONI.

"Yang jelas, kami akan mulai membidik sejumlah atlet putra jika anggaran hanya disediakan empat hingga lima orang. Kami yakin bisa bersaing jika TC mulai dilakukan saat ini," kata Tamsila.

Terkait tim putra yang bakal ikut TC, pihaknya mengakui belum bisa memutuskan. Meski sudah juara Porprov XII, PTMSI tetap harus melakukan seleksi atlet. Sebab, menuju Pra PON, bukan saja tehnik yang diperdalam. Mental atlet, menurut pelatih berpengalaman ini, juga turut menentukan keberhasilan.


Gagal di Jatim Open

KENDARI - Empat atlet atletik Universitas Halu Oleo (UHO) Kendari, gagal menunjukkan taring pada kejuaraan atletik Jawa Timur (Jatim) Open 2015. Mereka belum berhasil melampaui kehebatan sejumlah atlet dari daerah lain, terutama asal Pulau Jawa.

Pelari cepat 400 meter asal Sultra, Juliansyah, hanya menempati posisi kedua pada babak penyisihan. Namun, untuk lanjut pada babak selanjutnya, Jusriman tidak lolos. Panitia hanya mengambil posisi satu terbaik untuk masuk pada babak final.

Sementara itu, ketiga pelari lainnya, Jusriman, Wata dan Ali Usmin, juga sama apesnya. Wata yang turun pada nomor 100-200 meter, juga kalah tangguh. Sedangkan dua pelari lainnya, Juliansyah dan Ali Usmin yang turun pada nomor 200 dan 400 meter, juga sama tidak memiliki power.

Pelatih Asyari, mengakui jika keempat pelari ini menjalani latihan TC hanya sekira dua bulan saja. Itupun, TC maksimal hanya berjalan sekitar sebulan lebih.

"Keempatnya ikut bukan mengatasnamakan KONI Sultra, namun atas klub atletik UHO. Kami sudah berupaya maksimal dan melakukan yang terbaik namun hasilnya memang tidak maksimal karena persoalan waktu latihan dan kevakuman latihan pasca Porprov XII Butur," kata Asyari, Senin (23/3).


Bidang Perhubungan Kejar PAD Lebih Besar

TIRAWUTA - Bidang Perhubungan di Dinas Pekerjaan Umum dan Perhubungan Kolaka Utara berupaya mengejar Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang lebih besar pada tahun 2015 ini. Jika pada 2014, Bidang Perhubungan memasukkan PAD cukup signifikan.

Dari data yang diperoleh Rakyat Sultra, meski hanya merupakan sebuah bagian saja, namun Perhubungan Koltim mampu menyumbang pendapatan sebesar Rp 153,5 juta per Desember 2014.

Kabid Perhubungan Dinas PU dan Perhubungan Koltim Abdul Hamid, Senin (23/3) menjelasakan, sumber pendapatan itu berasal dari retribusi pemakaian kekayaan daerah bidang perhubungan Rp 12 juta, retribusi terminal Rp 138.432.000, dan retribusi pengendalian menara telekomunikasi Rp 3,5 juta.

Kerana melihat pemasukkan yang cukup signifikan itu, Hamid menargetkan pendapatan yang lebih besar tahun ini, sebesar Rp 250 juta.

"Insya Allah kita targetkan Rp 250. Ini sudah maksimal tahun ini. Medio 2014, sifatnya masih serba sederhana kita bisa dapat Rp 100 juta lebih, kenapa di 2015 ini yang sudah jauh lebih baik tidak bisa kita tingkatkan," katanya.

Namun, menurut Abdul Hamid, akan jauh lebih baik dalam mengelola berbagai sumber PAD ini dan bahkan bisa lebih dari yang ditargetkan, jika bidang yang dipimpinnya ini, sudah menjadi satu dinas tersendiri.

"Kan kalau jadi satu dinas tersebut, kami bisa lebih mudah mengelola berbagai sumber pendapatan yang ada di Koltim ini. Dan, akan jauh lebih ringan dalam mencapai target tersebut," harapnya

Samsat Amankan 46 Unit Kendaraan

LASUSUA - Sweeping kendaraaan bermotor yang digelar Unit Pelaksana Tekhnis Daerah (UPTD) Satuan Administrasi Manunggal Satu Atap (Samsat) Kolut, di back up Satuan Lalulintas (Satlantas) Polres Kolut, Senin (16/3) hingga Kamis (19/3), berhasil mengamankan 46 unit kendaraan bermotor, masing-masing empat unit kendaraan roda empat serta 42 unit kendaran roda dua.

Kepala UPTD Samsat Kolut, Tugiman SE, menuturkan, operasi yang dilakukan pihaknya bersama personel Satlantas Polres Kolut kali ini, dipusatkan di tiga titik yakni jalur jalan poros Kecamatan Lasusua, Ngapa dan Katoi. “Kita start dari Lasusua kemudian mengarah ke Katoi dan terakhir di Kecamatan Ngapa,” ujarnya.

Menurutnya, jenis pelanggaran terbanyak yang di temukan dalam operasi kali ini yakni penunggakan pajak Surat Tanda Nomor Kendaraan (STNK), bahkan ada beberapa unit kendaraan yang di temukan menunggak pajak STNK hingga lima tahun.

Karenanya, dia menghimbau masyarakat agar senantiasa memperhatikan pajak kendaraan bermotor miliknya, demi kemajuan dan percepatan pembangunan di Sultra.

Dia menambahkan, operasi kali ini juga dirangkaikan dengan maraknya kasus Pencurian Kendaraan Bermotor (Curanmor) lintas provinsi khususnya kendaraan curian dari Sulawesi Selatan (Sulsel) yang masuk ke Sultra melalui jalur Kolut. “Sayangnya sampai saat ini belum ada yang kita temukan, mungkin setiap ada operasi mereka sudah tahu sehingga tidak berani melintas,” tandasnya